Rabu, 10 April 2013
Peliharaan ku : Kecebong Part 1
Bismillah...
Sudah lama Fayyash pengen pelihara kecebong dan mengamati perkembanganya dari masih berbentuk kecebong sampai berubah menjadi katak/kodok.
Sebenarnya, Fayyash sudah tahu siklus hidup hewan amphibi satu ini... melalui buku dan nonton di you tube. Tapi bukan fayyash namanya kalo belum pelihara dan liat sendiri prosesnya ^^
Dimulai lah acara gerilya bunda dan fayyash ke kolam/empang samping rumah... hasilnya, belum rejeki... baik telur maupun kecebongnya tidak terlihat satu pun, ke pinggir2 sawah depan rumah... kata ibu2 yang bertani padi di sana, kecebongnya nggak ada sudah dimakan ma ciput ...
Akhirnya bunda titip pesan ke teman2 bunda juga anak2 nya kalo ada yang nemuin kecebong apalagi telur nya tolong di ambil dan kasih ke fayyash buat di piara (ini bunda nya yang semangat 45,hehehe...demi anak)
Alhamdulillah, akhirnya dapat juga si kecebong dari bang Manda (Makasih bang...^^ ), malah sebenarnya ada telur2 nya juga cuma kata bang Manda karena kelamaan di dalam plastik jadi pada mati (emang bisa?? itu bunda kurang paham... harus cari tau, noted!! ).
Begini nih penampakan kecebong2 itu pertama kali di rumah kami, untuk makannya kami beri pelet ikan ukuran kecil.
Setelah beberapa hari, kecebong2 nya bunda pindahkan ke tempat yang lebih besar, kemudian ditambahi batu warna warni oleh fayyash dan pohon bunga hias kecil oleh aisha. Kata aisha, " batu-batunya buat kecebongnya ngumpet bun... kalo pohon bunganya bial lumah kecebongnya jadi cantik." (hehehe... dan ternyata aisha benar... kecebong2 itu suka sekali masuk ke sela2 bebatuan ).
Setelah kira-kira dua mingguan lebih, kecebongnya mulai tumbuh kaki belakang... nggak lama kemudian tumbuh juga kaki depannya. Karena dilihat kecebongnya sudah ada kakinya, fayyash menambahkan beberapa batu besar di rumah para kecebong... katanya untuk persiapan kalo mereka tambah besar supaya ada tempat berjemur dan berdirinya.
Selain ditambahi batu, fayyash juga membuat daun teratai buatan dari kertas foam ... fayyash bilang, " Kan di buku2 ku gambar kodoknya suka duduk di daun teratai bun... abang bikin daun teratainya yaa...". Setelah jadi daun teratainya... aisha lari kedalam ruang belajarnya, sibuk cari sesuatu...saat keluar lagi ternyata aisha bawa penghapusnya yang berbentuk kodok hijau buat ditaruh di atas daun teratainya. Kata Aisha, " Bun... sekalang... anak kodoknya udah punya ibu jadi nggak pada takut dan ngumpet lagi". hehehe... bunda nya nggak tahan ketawa... Memang, waktu rencana mau pelihara kecebong, bunda, fayyash dan aisha ada liat contoh sensory bin untuk siklus hidup kodok di sini... wadahnya cantik sekali, dihias dengan batu2 marbel, pohon plastik dan ada daun teratainya juga cuma bedanya mereka nggak pakai hewan aslinya tapi mainan. Kami berencana pengen bikin yang seperti itu kalo sudah piara kecebong.
Hehehe...lagi2 anak ku benar, selang beberapa hari... bunda liat kecebongnya...eh udah bukan kecebong lagi yaa, anak kodoknya sedang bertengger di atas batu.
Besok paginya, saat kasih makan ikan dan anak kodoknya ... fayyash panggil2 aisha dan bunda... dia bilang anak kodoknya ada di atas daun teratai dan mulai melompat2.
Dan tadi malam... bunda, fayyash dan aisha liat ada seekor anak kodok yang naik ke atas kepala penghapus kodok aisha...hehehe iseng amat tuh kodok. Dari beberapa kejadian ini, fayyash dan aisha tahu kalo kecebong sudah tumbuh kaki belakang dan depannya dan ekornya sudah memendek, mereka yang sekarang sudah disebut anak kodok, lebih suka berada di daerah kering. Tiap kali fayyash pegang untuk ditaruh kedalam air lagi, mereka langsung lompat-lompat ke batu atau daun teratai lagi.
Wah... seru sekali kegiatan memelihara kecebong ini bersama anak2....mereka bisa belajar secara langsung dan tahu berdasarkan pengalamannya bagaimana tahap demi tahap proses perubahan kecebong yang hidupnya di air menjadi kodok yang sebagian besar hidupnya di darat.
Cerita mengenai siklus hidup si kodok ini insya Allah masih ada part 2-nya ...^^
Happy homeschooling ^_^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar