TUGAS DAN AMANAH ORANG TUA PADA ANAK
Oleh : Ust. DR. Hidayatullah Ismail, Lc
Tugas utama dan amanah orang tua pada anak-anaknya adalah menanamkan tauhid atau keimanan.
Tugas dan amanah ini tidak bisa dilakukan asal-asalan saja karena amanah ini nanti akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
Manusia tanpa iman bagaikan bangkai yang berjalan diatas bumi ini.
Untuk mendapatkan iman dan menguatkannya, manusia harus senantiasa meminta hidayah dan petunjuk dari Allah.
Mengenai tugas dan amanah orang tua ini bisa kita lihat contohnya pada kisah Nabi Ya’kub, keluarga Imron dan Lukman yang tertulis didalam Al Qur’an.
1. Kisah Nabi Ya’kub, lihat Q.S Al Baqarah : 133.
Di dalam ayat tersebut dikisahkan tentang Nabi Ya’kub yang bertanya pada anak-anaknya saat maut akan menjemputnya, yaitu : “Apa yang kamu sembah sepeninggalku”
Mereka menjawab :
- Kami akan menyembah Tuhanmu
- Kami akan menyembah Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishaq yaitu Tuhan yang Maha Esa
- Dan kami hanya berserah diri pada Nya
Dari jawaban anak-anaknya tersebut dapat dilihat bahwa Ya’kub telah berhasil mendidik anak- anaknya dalam menanamkan tauhid kepada Allah dan Ya’kub adalah sosok ayah yang menjadi panutan dan dicintai serta dibanggakan anak-anaknya.
Bagaimana seorang ayah bisa menjadi panutan bagi anak2 nya ?
Ayah tersebut haruslah menjadi sosok yang dekat dengan anak2nya, mencintai anak2nya dan menjadi orang pertama yang memberi contoh dalam masalah keimanan (hal ini berlaku juga buat para ibu).
So…. Para ayah, sisihkanlah waktu untuk bermain, membersamai dan berkomunikasi dengan anak-anak. Contohlah Umar bin Khattab, seorang sosok yang besar, khalifah Rasulullah yang dilihat seorang calon gubernur saat datang ke rumahnya sedang asyik bermain dengan anak dan cucunya hingga calon gubernur itu merasa heran dengan perbuatan Umar itu dan menanyakan atas sikapnya itu.
Jadi kesimpulan dari kisah Nabi Ya’qub di atas dapat disimpulkan bahwa tugas orang tua terhadap anak adalah :
- Menanamkan tauhid dan keimanan pada anak.
- Menghindari kesyirikan (membersihkan rumah kita dari peninggalan-peninggalan pusaka dan jimat2).
- Mengajarkan anak untuk berserah diri sepenuhnya pada aturan-aturan agama (aturan-aturan Allah) atau mengikatkan diri pada aturan-aturan Allah.
Bila ketiga hal tersebut sudah tertanam kuat dalam rumah tangga maka rumah tangga itu dikatakan rumah tangga yang berhasil, sementara rumah tangga yang gagal/broken home adalah rumah tangga yang gagal mentauhidkan Allah.
Dari rumah tangga – rumah tangga yang berhasil inilah diharapkan akan lahir peradaban yang gemilang .
2. Kisah keluarga Imron (QS. Ali Imron)
Imron adalah contoh sosok seorang ayah yang mencarikan guru buat anak nya Maryam dengan mengajukan syarat, siapa yang berhasil menahan pena yang dilemparnya tidak hanyut ke sungai yang airnya mengalir maka ia lah yang menjadi guru bagi anaknya. Dan yang berhasil memenuhi persyaratan Imron ini adalah Zakaria.
Dari kisah ini dapat diambil pelajaran bahwa orang tua haruslah berhati-hati dalam mencari guru bagi anak karena guru merupakan komponen yang penting dalam mendidik anak.
3.Kisah keluarga Lukman (QS. Lukman: 13, 16-19)
Nasihat Lukman kepada putranya ini bisa kita jadikan kurikulum di rumah kita, apa sajakah itu :
- Jangan menyekutukan Allah.
- Jangan mendurhakai orang tua terlebih ibu.
- Tanamkan pada jiwa anak kita bahwa perbuatan kita sekecil apapun itu akan dibalas oleh Allah SWT – adanya pengawasan Allah.
- Perintahkan anak untuk shalat setelah terlebih dahulu diberi contoh.
- Amar ma’ruf nahi munkar dan bersabar terhadap apa yang menimpa.
- Ajarkan adab dan akhlak. Mengenalkan tawadhu.
Alhamdulillah…. Tema dauroh keluarga yang pertama ini disampaikan pada hari ini hari Sabtu, tanggal 1 Agustus 2015 dan ini adalah dauroh pertama yang kami ikuti setelah Fayyash dan Aisha resmi tercatat sebagai santri di kuttab Assakinah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar