Halaman

Senin, 08 Februari 2016

Belajar Bersama Orang Tua Kuttab Assakinah - Permukaan Bumi

Nama santri : Aiesha Ainun Mahya
Level           : Kuttab Awal 1 A
Guru Kelas  : Umi Syifa
                     Abah Dona

A. Ringkasan Materi :

Permukaan Bumi
  • Mengajak anak berdialog tentang dimana kita tinggal, bahwa kita tinggal di planet bumi (sambil mengenalkan nama planet-planet yang lain, Jupiter, Merkurius, Venus, Mars, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto).
  • Menyampaikan kepada anak planet yang terbesar adalah Jupiter dan planet terkecil adalah Pluto.
  • Orang tua mengajak anak menghafal dan melancarkan ayat yang bercerita tentang bumi.
QS. An-Naba’ : 6

 أَلَمْ نَجْعَلِ الأَرْضَ مِهَادًا

Bukankah kami telah menjadikan bumi ini sebagai hamparan?”

  • Permukaan bumi secara umum ada dua yaitu daratan (gunung) dan perairan (laut dan sungai).
  • Bumi itu bulat (lihat surah An-Nazi’at : 30, “Setelah itu bumi Dia hamparkan (dahaha).”). Ayat ini mengisyaratkan bahwa bumi itu bulat. Kata daha mempunyai kata turunan dahiyyah yang berarti telur burung unta. Artinya, ini menunjukkan bentuk bumi yang bukan bulat sempurna (lihat Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an, Dr. Nadiah Thayyarah).
  • Bumi itu berputar pada porosnya (rotasi) (lihat surah Al-Anbiya’ : 33). Ayat ini mengisyaratkan bumi itu berputar pada porosnya ehingga terjadilah siang dan malam. Allah menjadikan bumi bergerak tetapi tetap bisa didiami dengan aman dan nyaman. (seraya memuji Allah).
  • Bumi memiliki gaya tarik (gravitasi) (lihat QS. Mursalat : 25-26). Kata kifaata diambil dari kata dasar kafata, yakfutu, kaftan yang berarti menarik, menghimpun dan mengumpulkan. Seandainya tidak ada gaya gravitassi maka akan terjadi banyak kekacauan di ata permukaan bumi, tubuh manusia tidak akan lagi memiliki berat. Ia akan terbang melayang-layang ke angkasa tanpa kembali lagi ke permukaan bumi. Air laut/sungai akan tumpah. (sambil memuji Allah).
  •  
Permukaan bumi daratan

1. Gunung
1.1. Fungsi gunung (sebagai pasak/pengokoh bumi)


وَالجِبَالَ أَوْتَادًا

dan gunung-gunung sebagai pasak.” ( QS. An-Naba’ : 7 )

  • Mengajak anak berdialog tentang gunung (pernah melihat gunung?, untuk apa Allah ciptakan gunung? Dll. Silahkan dikembangkan).
  • Ternyata Allah ciptakan gunung tidak dengan sia-sia, gunung Allah ciptakan sebagai pasak (pengokoh) bumi yang angat besar manfaatnya, seandainya gunung tidak ada maka bumi ini akan bergoncang.
  • Selain gunung menjulang tinggi ke langit ternyata gunung itu memiliki akar yang menghunjam ke dalam tanah. Itulah yang menjadikan bumi kokoh. Ibarat kita bikin tenda, supaya tendanya tidak roboh dan mudah dihantam angin maka kita akan tancapkan pasak. Sedangkan gunung mencengkeram bumi supaya tidak mudah berguncang.
وَالجِبَالَ أَرْسَاهَا

Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh”  (QS. An-Naziat : 32)

  • Tadabur hadits, “ Dari Anas bin Malik dari Nabi Sallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, setelah Allah menciptakan bumi, bumi itu berguncang. Lalu Allah ciptakan gunung-gunung dan berfirman kepada gunung. “jadilah dan menetaplah di atasnya”, lalu bumi pun menjadi tenang. Para malaikat takjub dengan kehebatan gunung dan berkata, “Ya Allah, apakah ada di antara makhluk Mu yang lebih hebat daripada gunung?. Allah menjawab.” Ada, yaitu api”. Malaikat bertanya lagi, “ Apakah ada di antara makhluk Mu yang lebih hebat dari api?”, Allah menjawab, “ada, yaitu air.” Malaikat kembali bertanya, adalah yang lebih hebat dari air?. Allah menjawab, ada, yaitu angin. Malaikat kembali bertanya, apakah ada di antara makhluk Mu yang lebih hebat dari angin? Allah menjawab, ada, yaitu anak keturunan Adam (manusia) yang memberikan sedekah dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya tidak mengetahui. (HR. Tirmizi dan Ahmad bin Hanbal).
  • Kalimat yang ditebalkan makudnya ikhlas. Menanamkan karakter ikhlas kepada anak. Ikhlas adalah melaksanakan sesuatu karena Allah bukan karena mengharapkan pujian manusia. Pekerjaan yang dilakukan karena mengharapkan pujian manusia akan sia-sia (tidak mendapat pahala). Hadits diatas menjelaskan jangankan orang lain tangan kiri pun tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanan, begitulah sebaiknya dalam beramal, tidak boleh pamer (ria).
B. Murofaqat

  • IPS
  1. Puncak gunung yang tertinggi di dunia adalah puncak Everest yang terdapat di pegunungan Himalaya.
  • Siroh (gunung Uhud --> mengisahkan tentang perang Uhud).
  • Sains (mengenal nama-nama planet).
  • Matematika --->  Menulis angka 1 - 15
  • Bahasa Indonesia ---> membaca terjemahan dan menulis terjemahan ayat-ayat
  • Bahasa Arab ---> Gunung : Jabalun, Gunung-gunung : jibaalun, Bumi : ardhun

C. Hafalan Qur’an

  • Secara umum hafalan anak sampai surat al-Humazah ayat 4, ayah dan bunda mengulang dan melancarkan surat al-Humazah dan surat-surat sebelumnya.
D. Catatan Guru

1. Ayah dan bunda bisa membantu ananda untuk mengulang hafalan dalil-dalil tentang permukaan bumi dan fungsi gunung beserta terjemahannya.
2. Ayah dan bunda bisa membantu ananda untuk mengulang-ulang hafalan bahasa Arab tentang gunung baik tunggal maupun jamak (gunung-gunung).
3. Ayah dan bbunda bisa membantu ananda latihan menulis.
4. Ayah dan bunda diminta untuk menuliskan laporan di kolom E terkait tugas-tuga yang diberikan (apakah sudah dijalankan atau belum/ada kendala, beri komentar) dan dimohon untuk mengembalikan lembar BBO ini pada hari Rabu, 27 Januari 2016.

E. Catatan Orang Tua


Kami Namakan dengan Parenting Nabawiyah

Diskusi Parenting Nabawiyah (Pertemuan 1)

Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Muharram 1437/17 Oktober 2015
Sumber Buku : Inspirasi dari Rumah Cahaya  ( Ust. Budi Ashari, Lc )
Tempat : Kuttab Assakinah
Pukul : 08.10-10.45
Diresume oleh  : Kuttab Assakinah


Bismillahirrahmanirrahim

Di awal pertemuan, forum menyepakati jadwal diskusi sebagai berikut :
a. Diskusi dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dalam 1 bulan.
b. Untuk diskusi tahap awal disepakati 6 pertemuan awal.
c. 17 & 31 Oktober, 7 & 21 November, dan 5 & 19 Desember.


Paparan materi : Kami namakan dengan Parenting Nabawiyah

Dewasa ini kita lihat Menjamurnya berbagai konsep parenting sejalan dengan semakin banyaknya masalah rumah tangga, semakin bobroknya generasi, semakin susah melahirkan generasi berkualitas.

Hadirnya diskusi ini karena kita butuh dengan ilmu parenting ini, melihat gejala rusaknya generasi keluarga muslim saat ini dan mengisi kekosongan ilmu kita selama ini.

Semakin kita paham dengan konsep parenting ini, maka semakin fokus kita memperbaiki dan mendidik generasi.

Ar’ad 17: perbandingan buih dan logam/kebatilan dan kebenaran

An-nisa 157: jangan sampai hidup yang kita jalani ini hanyalah sebuah dzon (prasangka/atau hanya perkiraan saja.  sehingga kita akan berpikir, "Oh sepertinya begini nih caranya menjadi istri,suami atau menjadi orangtua".

Yang harus dihindari adalah :
1. Konsep zabad (buih) tak bernilai apa-apa, karena yang mereka usung sebagai jalan kehidupan adalah kebathilan
2. Konsep dzhon (kira-kira), kitapun tak yakin apakah apa yang kita pilih ini benar atau tidak.

Sebagai orangtua zaman ini memang menjadikan kita seperti sedang di terpa bencana besar berupa air bah banjir bandang yang deras, kepanikan memaksa kita untuk menarik menggapai apa saja karena berharap keselamatan.

Namun orang beriman tidak boleh berputus asa dalam kondisi apapun, karena dengan rahmat allah yang amat luas kita tidak akan kekurangan petunjuk yang bisa mengantarkan kita kepada keselamatan.

Hari ini banyak orang menawarkan konsep parenting yang ternyata tidak terlepas dari dua poin di atas karena tidak punya landasan yang kuat, parahnya lagi mereka mengeluarkan tip/trik/jurus hanya berdasarkan kira-kira.

Yang kita butuhkan adalah :
- Konsep keluarga yang terjamin kebenarannya yaitu bersumber dari wahyu
- Konsep yang diaplikasikan oleh manusia mulia yang telah direkomendasikan oleh rabb semesta alam sebagai contoh tauladan sepanjang zaman
- Konsep keluarga yang telah terbukti berhasil melahirkan para pemimpin peradaban, dll

Konsep rumah tangga yang sempurna tersebut adalah kehidupan rumah tangga Rasulullah :
- yang langsung mendapat tuntunan wahyu dari Allah,
- diaplikasikan oleh manusia paling mulia di muka bumi
- melahirkan manusia hebat yang ditulis sejarah islam dan sejarah manapun yang jujur.

Selain itu, yang lebih menarik lagi, konsep ini adalah konsep yang mudah sesuai dan cocok bagi seluruh alam. Mudah difahami, mudah dilaksanakan, tapi dengan hasil yang mengagumkan lebih dahsyat dari apa yang kita bayangkan.

Paparan Materi: Konsep dan tips

Kegiatan pelatihan dan motifasi selalu yang ditunggu-tunggu adalah beberapa tips dari sang nara sumber. Menjadikan paparan konsep seolah tidak ada gunanya, karena yang ditunggu hanyalah tips-tipsnya.

Maka lahirlah berbagai macam tips.

Memang tidak ada yang salah dengan tips, akan tetapi kebiasaan menunggu tip sukses dari pengalaman hidup orang lain sering tak menjadi solusi, dan kitapun semakin bingung dan kehabisan kreatifitas dalam menyelesaikan masalah kita yang tentu tak pernah sama dengan jalan hidup orang lain.

Dan oleh karena itu parenting nabawiyah tidak terlalu banyak memberikan tips, kalaupun ada hanya transisi. Bentuk tasamuh bagi mereka yang tidak siap jika harus membahas konsep yang sepertinya kaku dan tidak kongkrit.

Contoh Sebuah tip yang datang langsung dari konsep nubuwah :

Kisah mimpi Abdullah bin umar
- Memanfaatkan momentum yang di tunggu-tunggu
- Menggunakan bahasa positif, memotivasi dengan target sebuah amal
- Orang yang menyampaikan hendaklah orang yang di kagumi
- Menghidupkan hati dan akal anak dengan kebaikan sehingga mempunyai kekuatan menangkap penjelasan dan logika.

Begitulah parenting nabawiyah bekerja, Ini bisa dianalogikan kepada masalah yang orangtua hadapi kita sulit menyuruh anak kepada suatu amal yang berat untuk di kerjakannya, insyaaAllah.

Setelah itu barulah kita saling berbagi dari pengalaman beberapa keluarga. Wallahu a’lam bisshowab.

Sesi diskusi dan Tanya jawab :

Komentar 1: beberapa anggota diskusi mengungkapkan curahan hati yang sudah melanglang buana mencari konsep atau pola asuh terbaik bagi anak-anaknya. Sudah banyak pola yang dipakai namun tetap ada kegelisahan dan keraguan dalam menjalankannya, dan ahirnya bertemu dengan parenting nabawiyah, insyaaAllah tidak akan berpindah kelain hati. Sangat bersyukur dengan kesempatan yang Allah berikan.

Komentar 2: selama ini kita tau bahwa yang terbaik adalah apa yang dibawa Islam, tapi karena keterbatasan ilmu, dan pengaruh lingkungan jadi kita tidak tau harus berbuat apa, bersyukur bertemu dengan komunitas belajar seperti ini. Alhamdulillah

Tanggapan: Dengan membahas parenting Nabawiyah seharusnya kita mampu menilai setiap konsep yang datang. Apapun itu haruslah difilter terlebih dahulu, apakah ini termasuk dalam kategori zabad? Atau hanya sekedar dzon?. Sungguh sudah cukup dan sempurna dengan kita mencontoh pribadi rasul dalam setiap sisi kehidupannya.

Komentar 3: saya sudah lama punya buku ini (inspirasi dari rumah cahaya), Alhamdulillah dengan diskusi ini saya baru mengerti tentang konsep zabad dan dzon, dulu ketika saya membaca buku ini saya mengira bagian depan buku ini tidak terlalu penting (seperti buku lain pada umumnya), tapi ternyata luar biasa ternyata ini pintu masuknya.

Komentar 4: diskusi semacam ini sangat diperlukan orangtua dalam mendidik anak, ada baiknya jangan dibatasi jumlah peserta diskusinya, dan akan lebih baik jika di wajibkan kepada seluruh wali santri kuttab assakinah karena kajian sekali sebulan tidak cukup.

Tanggapan: merupakan harapan kami juga agar semua wali santri teredukasi dengan konsep parenting nabawiyah ini, agar semua bisa seiring sejalan dengan metode pendidikan di kuttab. Ini adalah langkah awal, insyaaAllah akan ada langkah selanjutnya. Dan merupakan tanggungjawab kita bersama menularkan kebaikan ini kepada sebanyak-banyaknya keluarga muslim.