Halaman

Senin, 08 Februari 2016

Kami Namakan dengan Parenting Nabawiyah

Diskusi Parenting Nabawiyah (Pertemuan 1)

Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Muharram 1437/17 Oktober 2015
Sumber Buku : Inspirasi dari Rumah Cahaya  ( Ust. Budi Ashari, Lc )
Tempat : Kuttab Assakinah
Pukul : 08.10-10.45
Diresume oleh  : Kuttab Assakinah


Bismillahirrahmanirrahim

Di awal pertemuan, forum menyepakati jadwal diskusi sebagai berikut :
a. Diskusi dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dalam 1 bulan.
b. Untuk diskusi tahap awal disepakati 6 pertemuan awal.
c. 17 & 31 Oktober, 7 & 21 November, dan 5 & 19 Desember.


Paparan materi : Kami namakan dengan Parenting Nabawiyah

Dewasa ini kita lihat Menjamurnya berbagai konsep parenting sejalan dengan semakin banyaknya masalah rumah tangga, semakin bobroknya generasi, semakin susah melahirkan generasi berkualitas.

Hadirnya diskusi ini karena kita butuh dengan ilmu parenting ini, melihat gejala rusaknya generasi keluarga muslim saat ini dan mengisi kekosongan ilmu kita selama ini.

Semakin kita paham dengan konsep parenting ini, maka semakin fokus kita memperbaiki dan mendidik generasi.

Ar’ad 17: perbandingan buih dan logam/kebatilan dan kebenaran

An-nisa 157: jangan sampai hidup yang kita jalani ini hanyalah sebuah dzon (prasangka/atau hanya perkiraan saja.  sehingga kita akan berpikir, "Oh sepertinya begini nih caranya menjadi istri,suami atau menjadi orangtua".

Yang harus dihindari adalah :
1. Konsep zabad (buih) tak bernilai apa-apa, karena yang mereka usung sebagai jalan kehidupan adalah kebathilan
2. Konsep dzhon (kira-kira), kitapun tak yakin apakah apa yang kita pilih ini benar atau tidak.

Sebagai orangtua zaman ini memang menjadikan kita seperti sedang di terpa bencana besar berupa air bah banjir bandang yang deras, kepanikan memaksa kita untuk menarik menggapai apa saja karena berharap keselamatan.

Namun orang beriman tidak boleh berputus asa dalam kondisi apapun, karena dengan rahmat allah yang amat luas kita tidak akan kekurangan petunjuk yang bisa mengantarkan kita kepada keselamatan.

Hari ini banyak orang menawarkan konsep parenting yang ternyata tidak terlepas dari dua poin di atas karena tidak punya landasan yang kuat, parahnya lagi mereka mengeluarkan tip/trik/jurus hanya berdasarkan kira-kira.

Yang kita butuhkan adalah :
- Konsep keluarga yang terjamin kebenarannya yaitu bersumber dari wahyu
- Konsep yang diaplikasikan oleh manusia mulia yang telah direkomendasikan oleh rabb semesta alam sebagai contoh tauladan sepanjang zaman
- Konsep keluarga yang telah terbukti berhasil melahirkan para pemimpin peradaban, dll

Konsep rumah tangga yang sempurna tersebut adalah kehidupan rumah tangga Rasulullah :
- yang langsung mendapat tuntunan wahyu dari Allah,
- diaplikasikan oleh manusia paling mulia di muka bumi
- melahirkan manusia hebat yang ditulis sejarah islam dan sejarah manapun yang jujur.

Selain itu, yang lebih menarik lagi, konsep ini adalah konsep yang mudah sesuai dan cocok bagi seluruh alam. Mudah difahami, mudah dilaksanakan, tapi dengan hasil yang mengagumkan lebih dahsyat dari apa yang kita bayangkan.

Paparan Materi: Konsep dan tips

Kegiatan pelatihan dan motifasi selalu yang ditunggu-tunggu adalah beberapa tips dari sang nara sumber. Menjadikan paparan konsep seolah tidak ada gunanya, karena yang ditunggu hanyalah tips-tipsnya.

Maka lahirlah berbagai macam tips.

Memang tidak ada yang salah dengan tips, akan tetapi kebiasaan menunggu tip sukses dari pengalaman hidup orang lain sering tak menjadi solusi, dan kitapun semakin bingung dan kehabisan kreatifitas dalam menyelesaikan masalah kita yang tentu tak pernah sama dengan jalan hidup orang lain.

Dan oleh karena itu parenting nabawiyah tidak terlalu banyak memberikan tips, kalaupun ada hanya transisi. Bentuk tasamuh bagi mereka yang tidak siap jika harus membahas konsep yang sepertinya kaku dan tidak kongkrit.

Contoh Sebuah tip yang datang langsung dari konsep nubuwah :

Kisah mimpi Abdullah bin umar
- Memanfaatkan momentum yang di tunggu-tunggu
- Menggunakan bahasa positif, memotivasi dengan target sebuah amal
- Orang yang menyampaikan hendaklah orang yang di kagumi
- Menghidupkan hati dan akal anak dengan kebaikan sehingga mempunyai kekuatan menangkap penjelasan dan logika.

Begitulah parenting nabawiyah bekerja, Ini bisa dianalogikan kepada masalah yang orangtua hadapi kita sulit menyuruh anak kepada suatu amal yang berat untuk di kerjakannya, insyaaAllah.

Setelah itu barulah kita saling berbagi dari pengalaman beberapa keluarga. Wallahu a’lam bisshowab.

Sesi diskusi dan Tanya jawab :

Komentar 1: beberapa anggota diskusi mengungkapkan curahan hati yang sudah melanglang buana mencari konsep atau pola asuh terbaik bagi anak-anaknya. Sudah banyak pola yang dipakai namun tetap ada kegelisahan dan keraguan dalam menjalankannya, dan ahirnya bertemu dengan parenting nabawiyah, insyaaAllah tidak akan berpindah kelain hati. Sangat bersyukur dengan kesempatan yang Allah berikan.

Komentar 2: selama ini kita tau bahwa yang terbaik adalah apa yang dibawa Islam, tapi karena keterbatasan ilmu, dan pengaruh lingkungan jadi kita tidak tau harus berbuat apa, bersyukur bertemu dengan komunitas belajar seperti ini. Alhamdulillah

Tanggapan: Dengan membahas parenting Nabawiyah seharusnya kita mampu menilai setiap konsep yang datang. Apapun itu haruslah difilter terlebih dahulu, apakah ini termasuk dalam kategori zabad? Atau hanya sekedar dzon?. Sungguh sudah cukup dan sempurna dengan kita mencontoh pribadi rasul dalam setiap sisi kehidupannya.

Komentar 3: saya sudah lama punya buku ini (inspirasi dari rumah cahaya), Alhamdulillah dengan diskusi ini saya baru mengerti tentang konsep zabad dan dzon, dulu ketika saya membaca buku ini saya mengira bagian depan buku ini tidak terlalu penting (seperti buku lain pada umumnya), tapi ternyata luar biasa ternyata ini pintu masuknya.

Komentar 4: diskusi semacam ini sangat diperlukan orangtua dalam mendidik anak, ada baiknya jangan dibatasi jumlah peserta diskusinya, dan akan lebih baik jika di wajibkan kepada seluruh wali santri kuttab assakinah karena kajian sekali sebulan tidak cukup.

Tanggapan: merupakan harapan kami juga agar semua wali santri teredukasi dengan konsep parenting nabawiyah ini, agar semua bisa seiring sejalan dengan metode pendidikan di kuttab. Ini adalah langkah awal, insyaaAllah akan ada langkah selanjutnya. Dan merupakan tanggungjawab kita bersama menularkan kebaikan ini kepada sebanyak-banyaknya keluarga muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar