Halaman

Senin, 08 Februari 2016

Belajar Bersama Orang Tua Kuttab Assakinah - Permukaan Bumi

Nama santri : Aiesha Ainun Mahya
Level           : Kuttab Awal 1 A
Guru Kelas  : Umi Syifa
                     Abah Dona

A. Ringkasan Materi :

Permukaan Bumi
  • Mengajak anak berdialog tentang dimana kita tinggal, bahwa kita tinggal di planet bumi (sambil mengenalkan nama planet-planet yang lain, Jupiter, Merkurius, Venus, Mars, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto).
  • Menyampaikan kepada anak planet yang terbesar adalah Jupiter dan planet terkecil adalah Pluto.
  • Orang tua mengajak anak menghafal dan melancarkan ayat yang bercerita tentang bumi.
QS. An-Naba’ : 6

 أَلَمْ نَجْعَلِ الأَرْضَ مِهَادًا

Bukankah kami telah menjadikan bumi ini sebagai hamparan?”

  • Permukaan bumi secara umum ada dua yaitu daratan (gunung) dan perairan (laut dan sungai).
  • Bumi itu bulat (lihat surah An-Nazi’at : 30, “Setelah itu bumi Dia hamparkan (dahaha).”). Ayat ini mengisyaratkan bahwa bumi itu bulat. Kata daha mempunyai kata turunan dahiyyah yang berarti telur burung unta. Artinya, ini menunjukkan bentuk bumi yang bukan bulat sempurna (lihat Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an, Dr. Nadiah Thayyarah).
  • Bumi itu berputar pada porosnya (rotasi) (lihat surah Al-Anbiya’ : 33). Ayat ini mengisyaratkan bumi itu berputar pada porosnya ehingga terjadilah siang dan malam. Allah menjadikan bumi bergerak tetapi tetap bisa didiami dengan aman dan nyaman. (seraya memuji Allah).
  • Bumi memiliki gaya tarik (gravitasi) (lihat QS. Mursalat : 25-26). Kata kifaata diambil dari kata dasar kafata, yakfutu, kaftan yang berarti menarik, menghimpun dan mengumpulkan. Seandainya tidak ada gaya gravitassi maka akan terjadi banyak kekacauan di ata permukaan bumi, tubuh manusia tidak akan lagi memiliki berat. Ia akan terbang melayang-layang ke angkasa tanpa kembali lagi ke permukaan bumi. Air laut/sungai akan tumpah. (sambil memuji Allah).
  •  
Permukaan bumi daratan

1. Gunung
1.1. Fungsi gunung (sebagai pasak/pengokoh bumi)


وَالجِبَالَ أَوْتَادًا

dan gunung-gunung sebagai pasak.” ( QS. An-Naba’ : 7 )

  • Mengajak anak berdialog tentang gunung (pernah melihat gunung?, untuk apa Allah ciptakan gunung? Dll. Silahkan dikembangkan).
  • Ternyata Allah ciptakan gunung tidak dengan sia-sia, gunung Allah ciptakan sebagai pasak (pengokoh) bumi yang angat besar manfaatnya, seandainya gunung tidak ada maka bumi ini akan bergoncang.
  • Selain gunung menjulang tinggi ke langit ternyata gunung itu memiliki akar yang menghunjam ke dalam tanah. Itulah yang menjadikan bumi kokoh. Ibarat kita bikin tenda, supaya tendanya tidak roboh dan mudah dihantam angin maka kita akan tancapkan pasak. Sedangkan gunung mencengkeram bumi supaya tidak mudah berguncang.
وَالجِبَالَ أَرْسَاهَا

Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh”  (QS. An-Naziat : 32)

  • Tadabur hadits, “ Dari Anas bin Malik dari Nabi Sallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, setelah Allah menciptakan bumi, bumi itu berguncang. Lalu Allah ciptakan gunung-gunung dan berfirman kepada gunung. “jadilah dan menetaplah di atasnya”, lalu bumi pun menjadi tenang. Para malaikat takjub dengan kehebatan gunung dan berkata, “Ya Allah, apakah ada di antara makhluk Mu yang lebih hebat daripada gunung?. Allah menjawab.” Ada, yaitu api”. Malaikat bertanya lagi, “ Apakah ada di antara makhluk Mu yang lebih hebat dari api?”, Allah menjawab, “ada, yaitu air.” Malaikat kembali bertanya, adalah yang lebih hebat dari air?. Allah menjawab, ada, yaitu angin. Malaikat kembali bertanya, apakah ada di antara makhluk Mu yang lebih hebat dari angin? Allah menjawab, ada, yaitu anak keturunan Adam (manusia) yang memberikan sedekah dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya tidak mengetahui. (HR. Tirmizi dan Ahmad bin Hanbal).
  • Kalimat yang ditebalkan makudnya ikhlas. Menanamkan karakter ikhlas kepada anak. Ikhlas adalah melaksanakan sesuatu karena Allah bukan karena mengharapkan pujian manusia. Pekerjaan yang dilakukan karena mengharapkan pujian manusia akan sia-sia (tidak mendapat pahala). Hadits diatas menjelaskan jangankan orang lain tangan kiri pun tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanan, begitulah sebaiknya dalam beramal, tidak boleh pamer (ria).
B. Murofaqat

  • IPS
  1. Puncak gunung yang tertinggi di dunia adalah puncak Everest yang terdapat di pegunungan Himalaya.
  • Siroh (gunung Uhud --> mengisahkan tentang perang Uhud).
  • Sains (mengenal nama-nama planet).
  • Matematika --->  Menulis angka 1 - 15
  • Bahasa Indonesia ---> membaca terjemahan dan menulis terjemahan ayat-ayat
  • Bahasa Arab ---> Gunung : Jabalun, Gunung-gunung : jibaalun, Bumi : ardhun

C. Hafalan Qur’an

  • Secara umum hafalan anak sampai surat al-Humazah ayat 4, ayah dan bunda mengulang dan melancarkan surat al-Humazah dan surat-surat sebelumnya.
D. Catatan Guru

1. Ayah dan bunda bisa membantu ananda untuk mengulang hafalan dalil-dalil tentang permukaan bumi dan fungsi gunung beserta terjemahannya.
2. Ayah dan bunda bisa membantu ananda untuk mengulang-ulang hafalan bahasa Arab tentang gunung baik tunggal maupun jamak (gunung-gunung).
3. Ayah dan bbunda bisa membantu ananda latihan menulis.
4. Ayah dan bunda diminta untuk menuliskan laporan di kolom E terkait tugas-tuga yang diberikan (apakah sudah dijalankan atau belum/ada kendala, beri komentar) dan dimohon untuk mengembalikan lembar BBO ini pada hari Rabu, 27 Januari 2016.

E. Catatan Orang Tua


Kami Namakan dengan Parenting Nabawiyah

Diskusi Parenting Nabawiyah (Pertemuan 1)

Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Muharram 1437/17 Oktober 2015
Sumber Buku : Inspirasi dari Rumah Cahaya  ( Ust. Budi Ashari, Lc )
Tempat : Kuttab Assakinah
Pukul : 08.10-10.45
Diresume oleh  : Kuttab Assakinah


Bismillahirrahmanirrahim

Di awal pertemuan, forum menyepakati jadwal diskusi sebagai berikut :
a. Diskusi dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dalam 1 bulan.
b. Untuk diskusi tahap awal disepakati 6 pertemuan awal.
c. 17 & 31 Oktober, 7 & 21 November, dan 5 & 19 Desember.


Paparan materi : Kami namakan dengan Parenting Nabawiyah

Dewasa ini kita lihat Menjamurnya berbagai konsep parenting sejalan dengan semakin banyaknya masalah rumah tangga, semakin bobroknya generasi, semakin susah melahirkan generasi berkualitas.

Hadirnya diskusi ini karena kita butuh dengan ilmu parenting ini, melihat gejala rusaknya generasi keluarga muslim saat ini dan mengisi kekosongan ilmu kita selama ini.

Semakin kita paham dengan konsep parenting ini, maka semakin fokus kita memperbaiki dan mendidik generasi.

Ar’ad 17: perbandingan buih dan logam/kebatilan dan kebenaran

An-nisa 157: jangan sampai hidup yang kita jalani ini hanyalah sebuah dzon (prasangka/atau hanya perkiraan saja.  sehingga kita akan berpikir, "Oh sepertinya begini nih caranya menjadi istri,suami atau menjadi orangtua".

Yang harus dihindari adalah :
1. Konsep zabad (buih) tak bernilai apa-apa, karena yang mereka usung sebagai jalan kehidupan adalah kebathilan
2. Konsep dzhon (kira-kira), kitapun tak yakin apakah apa yang kita pilih ini benar atau tidak.

Sebagai orangtua zaman ini memang menjadikan kita seperti sedang di terpa bencana besar berupa air bah banjir bandang yang deras, kepanikan memaksa kita untuk menarik menggapai apa saja karena berharap keselamatan.

Namun orang beriman tidak boleh berputus asa dalam kondisi apapun, karena dengan rahmat allah yang amat luas kita tidak akan kekurangan petunjuk yang bisa mengantarkan kita kepada keselamatan.

Hari ini banyak orang menawarkan konsep parenting yang ternyata tidak terlepas dari dua poin di atas karena tidak punya landasan yang kuat, parahnya lagi mereka mengeluarkan tip/trik/jurus hanya berdasarkan kira-kira.

Yang kita butuhkan adalah :
- Konsep keluarga yang terjamin kebenarannya yaitu bersumber dari wahyu
- Konsep yang diaplikasikan oleh manusia mulia yang telah direkomendasikan oleh rabb semesta alam sebagai contoh tauladan sepanjang zaman
- Konsep keluarga yang telah terbukti berhasil melahirkan para pemimpin peradaban, dll

Konsep rumah tangga yang sempurna tersebut adalah kehidupan rumah tangga Rasulullah :
- yang langsung mendapat tuntunan wahyu dari Allah,
- diaplikasikan oleh manusia paling mulia di muka bumi
- melahirkan manusia hebat yang ditulis sejarah islam dan sejarah manapun yang jujur.

Selain itu, yang lebih menarik lagi, konsep ini adalah konsep yang mudah sesuai dan cocok bagi seluruh alam. Mudah difahami, mudah dilaksanakan, tapi dengan hasil yang mengagumkan lebih dahsyat dari apa yang kita bayangkan.

Paparan Materi: Konsep dan tips

Kegiatan pelatihan dan motifasi selalu yang ditunggu-tunggu adalah beberapa tips dari sang nara sumber. Menjadikan paparan konsep seolah tidak ada gunanya, karena yang ditunggu hanyalah tips-tipsnya.

Maka lahirlah berbagai macam tips.

Memang tidak ada yang salah dengan tips, akan tetapi kebiasaan menunggu tip sukses dari pengalaman hidup orang lain sering tak menjadi solusi, dan kitapun semakin bingung dan kehabisan kreatifitas dalam menyelesaikan masalah kita yang tentu tak pernah sama dengan jalan hidup orang lain.

Dan oleh karena itu parenting nabawiyah tidak terlalu banyak memberikan tips, kalaupun ada hanya transisi. Bentuk tasamuh bagi mereka yang tidak siap jika harus membahas konsep yang sepertinya kaku dan tidak kongkrit.

Contoh Sebuah tip yang datang langsung dari konsep nubuwah :

Kisah mimpi Abdullah bin umar
- Memanfaatkan momentum yang di tunggu-tunggu
- Menggunakan bahasa positif, memotivasi dengan target sebuah amal
- Orang yang menyampaikan hendaklah orang yang di kagumi
- Menghidupkan hati dan akal anak dengan kebaikan sehingga mempunyai kekuatan menangkap penjelasan dan logika.

Begitulah parenting nabawiyah bekerja, Ini bisa dianalogikan kepada masalah yang orangtua hadapi kita sulit menyuruh anak kepada suatu amal yang berat untuk di kerjakannya, insyaaAllah.

Setelah itu barulah kita saling berbagi dari pengalaman beberapa keluarga. Wallahu a’lam bisshowab.

Sesi diskusi dan Tanya jawab :

Komentar 1: beberapa anggota diskusi mengungkapkan curahan hati yang sudah melanglang buana mencari konsep atau pola asuh terbaik bagi anak-anaknya. Sudah banyak pola yang dipakai namun tetap ada kegelisahan dan keraguan dalam menjalankannya, dan ahirnya bertemu dengan parenting nabawiyah, insyaaAllah tidak akan berpindah kelain hati. Sangat bersyukur dengan kesempatan yang Allah berikan.

Komentar 2: selama ini kita tau bahwa yang terbaik adalah apa yang dibawa Islam, tapi karena keterbatasan ilmu, dan pengaruh lingkungan jadi kita tidak tau harus berbuat apa, bersyukur bertemu dengan komunitas belajar seperti ini. Alhamdulillah

Tanggapan: Dengan membahas parenting Nabawiyah seharusnya kita mampu menilai setiap konsep yang datang. Apapun itu haruslah difilter terlebih dahulu, apakah ini termasuk dalam kategori zabad? Atau hanya sekedar dzon?. Sungguh sudah cukup dan sempurna dengan kita mencontoh pribadi rasul dalam setiap sisi kehidupannya.

Komentar 3: saya sudah lama punya buku ini (inspirasi dari rumah cahaya), Alhamdulillah dengan diskusi ini saya baru mengerti tentang konsep zabad dan dzon, dulu ketika saya membaca buku ini saya mengira bagian depan buku ini tidak terlalu penting (seperti buku lain pada umumnya), tapi ternyata luar biasa ternyata ini pintu masuknya.

Komentar 4: diskusi semacam ini sangat diperlukan orangtua dalam mendidik anak, ada baiknya jangan dibatasi jumlah peserta diskusinya, dan akan lebih baik jika di wajibkan kepada seluruh wali santri kuttab assakinah karena kajian sekali sebulan tidak cukup.

Tanggapan: merupakan harapan kami juga agar semua wali santri teredukasi dengan konsep parenting nabawiyah ini, agar semua bisa seiring sejalan dengan metode pendidikan di kuttab. Ini adalah langkah awal, insyaaAllah akan ada langkah selanjutnya. Dan merupakan tanggungjawab kita bersama menularkan kebaikan ini kepada sebanyak-banyaknya keluarga muslim.

Kamis, 10 September 2015

Kari Ayam Khas Aceh dan Roti Jala


 Bismillah....

Menu Kari ayam ini biasa kami sajikan saat Hari Raya Idul Fitri... Ini adalah menu yang wajib ada di atas meja makan saat itu, entah siapa yang memulainya ...  yang pasti di tradisi keluarga kami... jadi kurang berasa lebarannya kalo nggak ada kari ayam (aya-aya wae....Facebook big smile - Grin emoticon ). Bahan utama menu kari ini bukan hanya ayam saja looo... tapi bisa daging itik, daging sapi ataupun daging kambing ... mana yang menurut selera saja. Dan kari ayam yang biasa kami masak adalah Kari Ayam khas Aceh yang resepnya adalah resep keluarga turun temurun .

Pagi ini... seperti biasa aku nanya dong ke suami mau makan apa ayah hari ini?  jawab suamiku ... hhmmm ayah pengen makan ayam kari yang pedas pakai roti jala.... Oke, baiklah.... Kebetulan ini menu kesukaanku dan juga menu andalanku... dan Alhamdulillah semua bumbu inti yang diperlukan insyaAllah selalu siap di dapur  jadi nggak perlu pake ribet cari-cari dulu, yang perlu disiapkan hanya tinggal ayamnya saja. Untuk membuat kari ayam yang spesial memang harus memilih ayam yang segar alias baru dipotong, kalo memungkinkan pilih ayam kampung yaaa... kalo susah, ayam potong (putih) pun tak apa... 

Setelah dapat ayamnya... Bismillah, aku langsung deh ngacir dan klotak klotek di dapur. Ada beberapa bumbu khas yang kupakai di menu ini, salah satunya adalah kelapa gongseng. Kelapa gongseng ini harus disiapkan jauh-jauh hari sebelum memasak kari karena kalo buatnya bersamaan bisa memakan waktu banyak buat memasaknya. Biasanya aku buat kelapa gongseng ini per 3 bulanan terus ku simpan di kulkas.

Oke langsung aja yaaa ke resep dan cara membuat kari ayam khas Aceh dan roti jala ini...

Kari Ayam Khas Aceh
(Resep Putri - diaryofourlife)

Bahan :
  • Ayam kampung atau ayam potong 1 ekor, bersihkan, potong-potong
  • 2 buah bawang merah, iris-iris
  • Kapu laga, bunga lawang/bunga keling/lawang keling (yang bentuknya seperti bintang), cengkeh, dan kayu manis masing-masing secukupnya aja jangan terlalu banyak (biasanya untuk 1 ekor ayam aku beli 3 kemasan plastik kecil yang biasanya dijual di warung sayur).
  • Kelapa Gongseng  5 sdm.
  • Santan kental (aku pakai cuma 60-80 ml, nggak mau banyak santan karena sudah pakai kelapa gongseng).
  • Cabai hijau 4, belah dua.
  • Daun temurui/kari/salam koja 5 tangkai, ambil daunnya.
  • 2 batang serai, ambil bagian putihnya lalu dikeprek (untuk kali ini aku skip karena kelupaan beli padahal nggak ada lagi simpanan di kulkas Facebook big smile - Grin emoticon ).
  • Minyak goreng 3 sdm untuk menumis
  • Air secukupnya
  • Garam 1 sdm tidak penuh
  • Gula 1 sdt

Bumbu Halus :
  • Bawang merah 3 sdm
  • Bawang putih 2 1/2 sdm 
  • Cabai merah 2 sdm
  • Kunyit 1 sdm
  • Jahe 1/2 sdm
  • Ketumbar 1 sdm tidak penuh
  • Merica 1/2 - 1 sdt
  • Jintan 1 sdm tidak penuh
  • Cabai merah bubuk 2-3 sdm tidak penuh (selain mempercantik warna kari juga memberi rasa pedas yang wahhhh.... jadi, hati-hati dalam penggunaan jumlahnya)

 Cara Membuatnya :
  1. Masukkan semua bumbu halus  ke dalam mangkuk ayam yang sudah dipotong dan dibersihkan, aduk rata sampai semua potongan ayam terselimuti bumbu halusnya, diamkan sejenak agar bumbunya meresap.
Gambar bumbu halus dan ayam yang sudah dipotong

Gambar ayam yang sudah dilumuri bumbu halus secara merata

2. Tumis bawang merah iris,kapulaga, bunga lawang, kayu manis dan cengkeh sampai harum.

 Gambar bawang merah iris,kapulaga,bunga lawang,kayu manis dan cengkeh
Gambar cabai hijaunya abaikan dulu yaaa...

 Gambar bumbu yang ditumis

3. Masukkan ayam yang sudah dilumuri bumbu halus, aduk-aduk.
4. Tambahkan 5 sdm kelapa gongseng, aduk rata.

 Ini Gambar kelapa gongseng simpanan ku 

5. Masukkan air secukupnya, masak sampai mendidih.
6. Tambahkan santan, aduk
7. Masukkan cabai hijau dan daun temurui


8. Tambahkan garam dan gula, masak sampai matang
9. Siap, angkat dan hidangkan.


Resep Kelapa Gongseng :
  • Kelapa 1 buah dikukur lalu digongseng dengan api kecil sampai rapuh, angkat, dinginkan.
  • Giling kelapa gongseng sampai halus (kalo aku gilingnya pakai ulekan sampai halus dan keluar minyaknya).
  • Simpan kelapa gongseng dalam wadah, masukkan kulkas gunakan saat akan memasak.

Resep Roti Jala :
Bahan :
  • 250 gr tepung terigu serba guna
  • 150 ml santan
  • 1 butir telur ayam
  • 1/2 sdt garam
  • 2 sdm minyak goreng

Cara Membuat :

 Gambar adonan roti jala
  1. Campur semua bahan dalam wadah, aduk sampai adonan rata.
  2. Masukkan adonan  dalam plastik bentuk segitiga lubangi ujungnya.
  3. Siapkan teflon, panaskan dengan api sedang mengarah ke kecil.
  4. Semprotkan adonan ke atas teflon membentuk jaring laba-laba. 
  5. Masak sampai adonan roti jala mudah dilepaskan.
  6. Lipat roti jala bentuk segitiga.
  7.  
Alhamdulillah, selesai sudah... puas rasanya melihat suami makan dengan lahap plus keringatan Big smile emoticon , itu artinya maknyusss Big Grin Emoticon  (yahhh  geer deh Facebook Tounge Out Emoticon ). Anak-anak juga lahap walau makan ayamnya saja tanpa kuahnya (pedassss bun.... kata mereka). Dan roti jala nya selain bunda dan ayahnya santap dengan kari, ludes di gadoin anak-anak  Smiling face for Facebook.

Selamat mencoba yaaaa....   Facebook Kiki Smiley

Minggu, 16 Agustus 2015

Menanamkan Tauhid Pada Anak

Bismillah

Tulisan ini adalah hasil resume dari Seminar Parenting Nabawiyah hari kedua yang saya ikuti di Kabupaten Siak pada tanggal 14 Agustus 2015 dengan nara sumber Ust. Budi Ashari, Lc. ditambah beberapa sumber bacaan yang berasal dari parenting nabawiyah.com dan akademi keluarga.

Pentingnya Tauhid

# Tauhid itu ibarat pohon :

 “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” (QS. Ibrahim, 24).

 # Tauhid ialah sesuatu yang tidak tampak (ghoib). Pada pohon ia diumpamakan akar, amalan seperti batang, dan akhlak seperti cabang. Jika akar pohon kuat maka darinya tumbuh batang yang kuat dan tidak mudah goyah atau patah jika tertiup angin kencang.

# Seperti itulah ketika seorang muslim melakukan amalan dengan pondasi tauhid. Tauhid yang baik akan menghasilkan amalan dan akhlak yang baik, yang kelak akan menghasilkan buah kebahagiaan di dunia dan akhirat.

# Orang yang ber tauhid (meng esakan Allah) maka mereka punya Tuhan yang tidak terlihat (ghoib). Manfaatnya dahsyat, mereka sangat yakin bahwa Allah selalu melihat dan mengetahui semua perbuatannya (memiliki kontrol/pengawasan ruh yang kuat).

# Kontrol/pengawasan ada 2, kontrol ruh/spiritual dan kontrol fisik.

# Kontrol fisik – seperti peraturan lalu lintas, bila ada polisi maka orang akan menaati marka lalu lintas, namun bila tidak ada polisi maka aman-aman saja melakukan pelanggaran lalu lintas.

# Karena dahsyatnya kontrol ruh ini maka jangan biasakan menakuti anak dengan sesuatu/seseorang yang terlihat, contoh ada anak menangis ditakuti orang tuanya dengan polisi… “ssttt diam dek, itu ada polisi… jangan nangis nanti ditangkap.” Anak memang untuk sesaat saat melihat polisi ia akan diam, tapi ketika sudah tidak terlihat lagi polisinya, ia akan menangis lagi.

# Cara menanamkan kontrol ruh pada anak adalah melalui kisah, contoh kisah Abdullah bin Umar dan anak penggembala kambing.

# Orang yang ber tauhid (meng esakan Allah) adalah orang yang paling kuat tawakalnya, kuat jiwanya, tidak mudah goyah terbawa arus dan tidak menjadi generasi ikut-ikutan.

# Orang yang ber tawakal, bila bahagia tidak melampaui batas begitu pula bila sedih tidak sampai berlebihan dan jatuh pada putuh asa.

# Dalam kamus orang beriman tidak ada istilah galau, putus asa, stress dan bunuh diri karena setiap mereka mendapati musibah selalu menemukan celah untuk menjadi anugrah.

# Contoh kisah yang bisa dibacakan dan ditanamkan pada anak adalah kisah shahabiyah Khonsa’ .

# So… Penanaman tauhid merupakan pondasi paling penting di dunia pendidikan Islam.

# Maka, sejak saat ini keluarga muslim tidak boleh lagi terbalik cara pandangnya, sibuk mengajarkan permainan edukasi, mengenalkan dunia IT sejak dini, calistung dan bahasa asing sejak usia awal, tetapi tidak mengajarkan TAUHID !

Ghoib ≠ Abstrak 

# Menurut Rousseau yang menjadi salah satu rujukan dunia pendidikan hari ini, anak tidak layak dikenalkan tentang konsep ketuhanan kecuali jika telah mencapai usia 18 tahun. Karena menurut nya ketuhanan itu abstrak, sementara anak-anak harus dikenalkan terlebih dahulu dengan konsep kongkret padahal ghoib itu tidak sama dengan abstrak.

# Allah tidak abstrak tapi ghoib, Allah ada tapi tidak ter indera.

Tauhid Harus dDiajarkan Sejak Dini 

# Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin berkata : “Ketahuilah bahwa semua yang kami jelaskan tentang akidah (dimulai tentang Allah dan semua sifat sempurna Nya dan bahwa Dia tidak sama dengan makhluk, kemudian tentang rukun iman, kehidupan setelah kematian, adzab kubur, mizan, shiroth, haudh, hisab, surga neraka, syafaat dan selanjutnya tentang keutamaan para sahabat nabi, urutan sahabat setelah nabi secara kemuliaan, barbaik sangka kepada seluruh sahabat dan memuji mereka) harus dihadirkan untuk anak-anak di awal pertumbuhannya untuk dia hapal, selanjutnya terbuka sedikit demi sedikit di usia besarnya. Maka urutannya : Al Hifdz (menghapal) kemudian Al Fahm (pemahaman) kemudian Al I’tiqod (ikatan), Al Iqon (keyakinan) dan At Tashdiq (membenarkan). Semua ini akan dimiliki oleh anak tanpa bukti/dalil rumit.”

# Jundub bin Junadah – radhiyallahu ‘anhu berkata,”kami telah bersama nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika kami masih sangat muda. Kami mempelajari iman sebelum Al Qur’an, kemudian barulah kami mempelajari Al Qur’an hingga bertambahlah keimanan kami karenanya.” (HR. Ibnu Majah)

Urutan Menanamkan Tauhid 

# Jadi, menurut Al Ghazali, urutan menanamkan tauhid pada anak adalah : 1. Al Hifdz – dihapal 2. Al Fahm – dipahami 3. Al I’tiqod – di ikat 4. Al Iqon – diyakini 5. At Tashdiq – dibenarkan

1. Al Hifdz 

# Ajari anak menghapal konsep-konsep keimanan walau mereka belum paham benar arti dan kandungannya karena akal mereka belumlah sampai . Di masa ini kita belum memaparkan dalil nanti akan ada waktunya.

# Tahapan dalam menghapal dimulai dengan talqin yaitu membacakan berulang-ulang hingga anak-anak hapal dan bisa mengucapkan.
Contoh : “Siapa yang menciptakanmu?” » “Allah” , “Siapa yang memberimu mata untuk melihat?” » “Allah”

# Allah memudahkan masuknya iman di awal pertumbuhan anak-anak tanpa ada kebutuhan dan bukti.

# bahkan Allah membuka mulut anak-anak kita di awal mulai lancar bicara dan penasaran dengan semua yang ada, untuk bertanya pertanyaan-pertanyaan yang sederhana namun sebenarnya bisa kita masukkan iman didalamnya.

Misal : Anak bertanya, “mengapa matahari tidak ada di malam hari?” Apa jawaban kita pada umumnya… kita akan sibuk menjawab pertanyaan itu seperti bumi itu berputar pada porosnya maka bla bla dan seterusnya yang kesemuanya kita jelaskan secara ilmiah, padahal itulah kesempatan kita dari Allah untuk menanamkan tauhid, yaitu dengan menjawab, “Begitulah Allah menciptakan alam semesta… dan seterusnya seperti malam hari ada bulan dan bintang, siang hari ada matahari. Allah menciptakan malam hari untuk kita tidur dan siang hari untuk kita bekerja dan beraktifitas.”

2. Al Fahm 

# Kemudian tahapan dalam menghapal dilanjutkan dengan penguatan yaitu dengan pemahaman ilmu tauhid dari Qur’an dan hadist , pemahaman melalui aktifitas ibadah seperti shalat, thilawah al qur’an dengan tafsirnya, membaca hadist dan memahami maknanya, duduk di majelis ilmu bersama orang-orang shaleh,, membacakan kisah orang-orang shaleh, dan banyak lainnya.

# Aktifitas-aktifitas ini ibarat mnenyiram benih-benih hafalan (talqin) agar akar tauhidnya tertancap kuat dan batangnya tumbuh kokoh.

3. Al I’tiqod, 4. Al Iqon, dan 5. At Tashdiq

# Jauhi pengajaran tauhid versi filsafat, konsep filsafat yang dimaksud adalah mengajarkan tauhid namun tidak menanamkan, meyakini atau mengamalkannya, atau mengajarkan tauhid dengan pemahaman yang rumit , berputar-putar, mencari Tuhan dengan mencari bukti sekian banyak namun ujungnya adalah tersesat di belantara pemikiran dan tidak pernah sampai pada tujuan.

# Iman diajarkan dalam tulisan dan ujian tapi tidak pernah sedikitpun tertanam… dan sayangnya inilah kurikulum pengajaran tauhid di negeri ini !

# Jagalah pendengarannya sekuat mungkin dari perdebatan dan filsafat karena efek kekacauan nya lebih banyak daripada ketenangannya. Keburukannya lebih banyak dari kebaikannya.

# Al Ghazali rahimahullah mengibaratkan filsafat seperti palu besi, jika palu itu dipukulkan ke pohon yang baik maka bukan semakin rindang pohonnya namun justru merusaknya.

Agar Anak Berinteraksi Baik dengan Allah 

Dr. Adnan Baharist mengulas beberapa cara agar anak berinteraksi baik dengan Allah :

1. Menghidupkan fitrah 

# Fitrah tauhid itu sesungguhnya telah ada dalam diri anak, maka tugas kita adalah menjaga fitrah itu dan terus menyiraminya hingga ia tumbuh kokoh (QS. Al A’raaf:172, QS. Ar Ruum:30, HR. Muslim Bukhari – “Tidak ada anak dilahirkan kecuali diatas fitrah, maka kedua orangtuanya lah yang menjadikannya yahudi, nasrani dan majusi. Sebagaimana binatang yang sehat melahirkan anaknya juga sehat, bukankah kalian ketahui bahwa cacat terjadi setelah dilahirkan” ).

# Yang dimaksud dengan fitrah adalah bahwa jiwa manusia memahami dengan otomatis tentang ketuhanan karena itulah dengan sederhana dan tanpa perlawanan kita bisa dengan mudahnya memasukkan di usia awal anak –anak kita bahwa gunung, langit, air, manusia dan semua yang ada diciptakan oleh Allah.

# Muhammad Quthub mengingatkan kita momentum mahal berikut ini :

“Waktu dimana seorang anak mengharapkan jawaban orang tuanya merupakan waktu terbaik dan utama untuk mengarahkan anak dan menanamkan nilai fitrah dalam dirinya. Tidak boleh mengabaikan pertanyaan-pertanyaan anak – khususnya yang berhubungan dengan akidah – karena menganggap bahwa dia masih kecil dan belum cukup akal atau belum bisa memahami nilai-nilai tinggi ini. Karena sesungguhnya fitrah telah bangun dan terkait dengan Robb dan penciptanya di usia sangat awal.”

# Maka ketika anak bertanya, kita sebaiknya menjawab dengan mengaitkannya dengan akidah terlebih dahulu baru kemudian menjelaskan sebab akibatnya .

Misal : Saat anak bertanya, “mengapa hujan turun?” maka kita dapat menjawabnya dengan, “Karena Allah yang menurunkan hujan, nak…” kemudian bisa kita cari dan bacakan dalilnya “Dan kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam (QS. Qaaf : 9) . Jadi…. Allah yang menurunkan hujan, dengan adanya air hujan maka pohon-pohon dan biji-bijian bisa tumbuh … dan seterusnya.

2. Mengenalkan kenikmatan Allah 

# Ajak anak mengamati atau mentadabburi ciptaan-ciptaan Allah, caranya dengan melihat, memperhatikan, menganalisa, menyimpulkan, dan mensyukuri (QS. Lukman:20, QS. An Nahl:14, QS. Al Fathir:3, QS. Adz Dzariyat:21).

Misal : ajak anak berjalan-jalan di kebun kemudian ajak anak melihat pohon dan buah yang ada di kebun itu, misal pohon mangga … minta ia memetiknya dan ajak ia berdialog seperti “mangga itu rasanya apa?’ >> “manis” , “coba perhatikan, ada tidak bekas jahitannya” >> “ti dak ada bunda”, “kalau begitu bagaimana bisa rasanya manis yaaa, siapa yang memasukkan gula kedalamnya?” >> “Allah yang menjadikan mangga itu manis”… “ Ya…. Allah yang menciptakan manga rasanya manis sehingga bisa kita makan dan rasanya enak, begitu banyak buah-buahan yang Allah ciptakan dan bisa kita nikmati , maka dari itu kita harus bersyukur kepada Allah.”

# bicarakan nikmat Allah dan ajak anak terus mensyukurinya melalui peringatan dan ancaman. Ancamannya adalah dicabutnya nikmat Allah. Hal ini bisa terjadi dikarenakan lalainya manusia terhadap peringatan Allah.

3. Muraqabatullah \ merasa diawasi Allah 

 # (Lukman berkata) : “ Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau didalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah maha halus lagi maha mengetahui (QS. Lukman:16).

# Menanamkan pada anak bahwa Allah selalu melihat dan mengawasi dengan berdialog – bahwa Allah maha melihat sehingga anak selalu merasa dalam pengawasan Allah, takut bermaksiat walau sendiri, yakin bahwa semua perbuatan dan ucapan akan dicatat.

4. Latihlah ibadah-ibadah wajib 

# Dengan ibadah anak berlatih langsung menanamkan tauhid uluhiyyah.

# Ajarkan ibadah bukan dengan iming-iming hadiah dari kita, tapi tanamkan dengan keimanan pada Allah. Sebagai permulaan, tak apa-apa jika reward hanya sebagai stimulus tapi tetap ingatkan bahwa kita beribadah untuk mendapatkan ridho Allah.

Misal : Jelaskan pada anak dengan berdialog bahwa begitu banyaknya nikmat Allah yang kita peroleh, sebutkan satu per satu sampai banyak dan tak bisa kita hitung lagi nikmat yang telah Allah berikan… maka kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, bagaimana caranya kita bersyukur yaitu dengan beribadah kepada Allah seperti mendirikan shalat dan berpuasa di bulan Ramadhan.

# “Perintahkan anak-anak kalian shalat pada usia 7 tahun, pukullah mereka jika meninggalkannya pada usia 10 tahun dan pisahkan di antara mereka tempat tidurnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud-hasan)

# Sebelum usia 7 tahun sudah dikenalkan dan diajak, usia 7 tahun diperintahkan dan dikondisikan sudah rapi tata caranya dan benar bacaan shalatnya (minimal sudah mengetahui bagaimana shalat itu), dan di usia 10 tahun (menjelang baligh) anak sudah paham dan terbiasa dengan rutinitas shalat. Jika anak lalai maka boleh dipukul…. Perhatikan pemukulan hanya dilakukan apabila terjadi pelanggaran syariat (shalat).

5. Kisahkan kisah-kisah tauhid dan keutamaannya 

# “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Yusuf : 111)

# Sebagian besar isi Al Qur’an adalah kisah, maka bisa kita contoh metode berkisah ini dalam mendidik anak. Sampaikan kisah yang detil dan jelas targetnya untuk penanaman tauhid.

Pertanyaan 

 # Apa jawabannya bila anak bertanya “di surga ada es krim nggak?”
 Kuncinya : Bila bicara tentang hal yang ghoib maka harus disertakan dengan dalil, karena ghoib tidak terlihat maka jawabannya harus jelas. Panduannya tidak boleh ngarang --- untuk menjawabnya maka carilah kalimat umum di Al-Qur’an, hadist atau perkataan ulama yang dibahasakan dengan bahasa anak tapi tetap menjaga adab (dengan menggunakan bahasa yang baik bukan menggunakan bahasa gaul) karena Al Qur’an adalah wahyu Allah.

Maka, untuk menjawab pertanyaan diatas kita kutip QS. Qaff : 35

 “ Mereka (penghuni surga) didalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada kami ada tambahannya.”

Jadi… Setiap anak bertanya, “Bunda…. Di surga ada es krim nggak?” >> jawablah…. “Mereka para penghuni surga akan mendapatkan semua yang mereka inginkan.” “Kalau robot ada bun…?” >> jawab lagi , “mereka para penghuni surga akan mendapatkan semua yang mereka inginkan.” “Berarti ada yaa bun…” >> jawab lagi, “Mereka para penghuni surga akan mendapatkan semua yang mereka inginkan.”

Anak-anak akan menafsirkan sendiri jawaban orang tuanya, tidak berdosa bagi mereka karena mereka belum baligh, jadi yang menyatakan ada atau tidak adanya es krim di surga adalah mereka sendiri, kita hanya membacakan ayat.


# Bolehkah menjawab pertanyaan anak dengan tidak tahu jika memang kita tidak tahu jawabannya? 

Jawabannya harus, kita tidak boleh mengarang atau menebak-nebak jawaban. Pelajaran yang dapat diambil oleh anak adalah, bahwa jika kita tidak tahu maka kita menjawab apa adanya kita bukan sok tahu dan jika kita tidak tahu, maka kita perlu belajar dengan bertanya pada orang yang tahu.


# Bila anak bertanya dimana allah? Bagaimana menjawabnya… 

Jika kita ingin menunjukkan ketinggian , kebesaran atau kekuasaan Allah, maka kita menjawab dengan merujuk hadist

Rasulullaah saw bertanya kepada seorang budak perempuan kepunyaan Mu’awiyah bin Hakam As Sulamiy sebagai ujian keimanan sebelum ia dimerdekakan oleh tuannya. “Beliau bertanya kepada budak perempuan itu, ‘Dimanakah Allah?’ Jawab budak perempuan, ‘Di atas langit’ Beliau bertanya lagi, “Siapakah aku” Jawab budak perempuan, ‘Engkau adalah Rasulullaah’, Beliau bersabda, ‘Merdekakan dia! Karena sesungguhnya dia seorang mu’minah (perempuan yang beriman)’.” (HR. Muslim)

 Jika kita ingin menunjukkan tentang kedekatan Allah, maka kita dapat menjawab dengan merujuk ayat 186 surat Al Baqarah

 “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), “Aku itu dekat”. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

- End -

>>  Peer : Buat draft selama 110 hari untuk menanamkan konsep iman melalui kisah (sejarah Islam).

>> Ya Allah… Mampukanlah dan bimbinglah kami mendidik anak-anak kami menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah, yang kokoh iman dan tauhid nya, yang mencintai dan Kau cintai, Aamiin….

Minggu, 02 Agustus 2015

TUGAS DAN AMANAH ORANG TUA PADA ANAK

Resume Dauroh Keluarga ke-1
TUGAS DAN AMANAH ORANG TUA PADA ANAK 
Oleh : Ust. DR. Hidayatullah Ismail, Lc 

Tugas utama dan amanah orang tua pada anak-anaknya adalah menanamkan tauhid atau keimanan.
Tugas dan amanah ini tidak bisa dilakukan asal-asalan saja karena amanah ini nanti akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.

Manusia tanpa iman bagaikan bangkai yang berjalan diatas bumi ini.
Untuk mendapatkan iman dan menguatkannya, manusia harus senantiasa meminta hidayah dan petunjuk dari Allah.
Mengenai tugas dan amanah orang tua ini bisa kita lihat contohnya pada kisah Nabi Ya’kub, keluarga Imron dan Lukman yang tertulis didalam Al Qur’an.

1. Kisah Nabi Ya’kub, lihat Q.S Al Baqarah : 133.
Di dalam ayat tersebut dikisahkan tentang Nabi Ya’kub yang bertanya pada anak-anaknya saat maut akan menjemputnya, yaitu : “Apa yang kamu sembah sepeninggalku”
Mereka menjawab :

  • Kami akan menyembah Tuhanmu 
  • Kami akan menyembah Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishaq yaitu Tuhan yang Maha Esa 
  • Dan kami hanya berserah diri pada Nya 

Dari jawaban anak-anaknya tersebut dapat dilihat bahwa Ya’kub telah berhasil mendidik anak- anaknya dalam menanamkan tauhid kepada Allah dan Ya’kub adalah sosok ayah yang menjadi panutan dan dicintai serta dibanggakan anak-anaknya.

Bagaimana seorang ayah bisa menjadi panutan bagi anak2 nya ?
Ayah tersebut haruslah menjadi sosok yang dekat dengan anak2nya, mencintai anak2nya dan menjadi orang pertama yang memberi contoh dalam masalah keimanan (hal ini berlaku juga buat para ibu).

So…. Para ayah, sisihkanlah waktu untuk bermain, membersamai dan berkomunikasi dengan anak-anak. Contohlah Umar bin Khattab, seorang sosok yang besar, khalifah Rasulullah yang dilihat seorang calon gubernur saat datang ke rumahnya sedang asyik bermain dengan anak dan cucunya hingga calon gubernur itu merasa heran dengan perbuatan Umar itu dan menanyakan atas sikapnya itu.

Jadi kesimpulan dari kisah Nabi Ya’qub di atas dapat disimpulkan bahwa tugas orang tua terhadap anak adalah :

  1. Menanamkan tauhid dan keimanan pada anak. 
  2. Menghindari kesyirikan (membersihkan rumah kita dari peninggalan-peninggalan pusaka dan jimat2). 
  3. Mengajarkan anak untuk berserah diri sepenuhnya pada aturan-aturan agama (aturan-aturan Allah) atau mengikatkan diri pada aturan-aturan Allah. 

Bila ketiga hal tersebut sudah tertanam kuat dalam rumah tangga maka rumah tangga itu dikatakan rumah tangga yang berhasil, sementara rumah tangga yang gagal/broken home adalah rumah tangga yang gagal mentauhidkan Allah.

Dari rumah tangga – rumah tangga yang berhasil inilah diharapkan akan lahir peradaban yang gemilang .

2. Kisah keluarga Imron (QS. Ali Imron) 
Imron adalah contoh sosok seorang ayah yang mencarikan guru buat anak nya Maryam dengan mengajukan syarat, siapa yang berhasil menahan pena yang dilemparnya tidak hanyut ke sungai yang airnya mengalir maka ia lah yang menjadi guru bagi anaknya. Dan yang berhasil memenuhi persyaratan Imron ini adalah Zakaria.

Dari kisah ini dapat diambil pelajaran bahwa orang tua haruslah berhati-hati dalam mencari guru bagi anak karena guru merupakan komponen yang penting dalam mendidik anak.

3.Kisah keluarga Lukman (QS. Lukman: 13, 16-19) 
Nasihat Lukman kepada putranya ini bisa kita jadikan kurikulum di rumah kita, apa sajakah itu :

  • Jangan menyekutukan Allah. 
  • Jangan mendurhakai orang tua terlebih ibu.
  • Tanamkan pada jiwa anak kita bahwa perbuatan kita sekecil apapun itu akan dibalas oleh Allah SWT – adanya pengawasan Allah. 
  • Perintahkan anak untuk shalat setelah terlebih dahulu diberi contoh. 
  • Amar ma’ruf nahi munkar dan bersabar terhadap apa yang menimpa. 
  • Ajarkan adab dan akhlak. Mengenalkan tawadhu. 

Alhamdulillah…. Tema dauroh keluarga yang pertama ini disampaikan pada hari ini hari Sabtu, tanggal 1 Agustus 2015 dan ini adalah dauroh pertama yang kami ikuti setelah Fayyash dan Aisha resmi tercatat sebagai santri di kuttab Assakinah.

Rabu, 31 Desember 2014

SOP TEKWAN

 Bismillah,

Assalamu'alaikum....

Memenuhi tantangan di #foodchallenge hari ke-3 ini, aku menyengajakan berbelanja ke pasar (sebenarnya sih karena udah keabisan stok termasuk telur2 ku habis tak bersisa  tongue).

Setelah di wanti-wanti ma ayah Badli kalo belanjanya nggak boleh lebih dari sejam, akhirnya kami satu tim lengkap pergilah ke pasar. Kebayang dong belanja sambil nuntun dua anak dan si ayah juga ikutan ngubek2 pasar sambil menggendong si kecil ... hehehe alhasil acara belanja pun jadi molor menjadi hampir 2 jam
whew!

Sesampainya di rumah setelah beberes, cuci dan simpan belanjaan di tempatnya masing-masing... hhmmm sempat juga sih jemur cucian yang tadi pagi aku cuci plus mandiin dan bikin susu zhafran (curhat cerita nya batting eyelashes). Akhirnya... tibalah saat meng eksekusi tekwan.

Ya... Hari ini aku masak tekwan, makanan khas berupa bakso ikan tenggiri yang berasal dari Palembang ini adalah makanan kesukaanku. Lumayan ribet sih membuatnya karena harus membuat bakso ikannya dulu, merebus, baru kemudian dicampur ke kuah nya apalagi ditambah lelahnya sehabis belanja dan beberes plus koor kompaknya anak2 yang bertanya 'masih lama nggak bun?' , 'bun... perutku udah kukuruyuk, kapan makannya?'  Hahaha.... seruuuu, tapi Alhamdulillah semua lelah itu hilang saat melihat anak2 dengan lahapnya memakan masakan bunda nya... sayang Zhafran sudah tertidur lebih dulu karena lelah... but saat bangun ia langsung meminta makanhappy                                                                                                                              
Sebenarnya sih nggak perlu serepot seperti yang kutulis di atas membuat tekwan ini, cuma alangkah baiknya sebelum memasak itu bahan2 yang diperlukan sudah tersedia semua di rumah (nggak perlu belanja dulu) jadi nggak memakan waktu dan tenaga.

Berikut resep tekwan ala bunda Putri blushing

Bahan yang diperlukan :
  • Ikan tenggiri  1 kg (kalau nggak ada tenggiri, ikan gabus pun bisa).
  • Tepung sagu 1/4 kg
  • Ebi atau udang rebon 2 sdm (sedu air panas kemudian dihaluskan)
  • Udang 1/4 kg dikupas (kali ini aku pun skip udang karena kelupaan beli  big grin )
  • Jamur kuping (sedu dengan air panas, sisihkan)
  • Bengkuang 2 buah (potong bentuk korek)
  • Sedap malam (biasanya aku pakai tapi untuk hari ini karena nggak ketemu bahannya jadi aku skip)
  • merica
  • garam
  • gula
  • bawang putih  4 siung
  • telor 1 butir (ambil putihnya saja)
  • daun bawang
Cara membuatnya :
  • Ikan tenggiri dicuci bersih kemudian di belah dan diambil dagingnya (aku lebih suka memisahkan daging dari tulangnya ini dengan tangan karena khawatir ada duri yang terbawa)
  • Haluskan daging ikan tenggiri ( kalo aku daging ikannya diulek biar keliahatan kalo masih ada duri yang tertinggal)
  • Setelah daging ikannya halus, masukkan merica dan garam secukupnya, bawang putih 2 siung (digiling), aduk rata. Kemudian masukkan putih telur.
  • Tuang tepung sagu sedikit demi sedikit sambil terus di uleni, bila menggumpal-gumpal tambah kan air, bila terlalu lembek tambahkan tepung sagunya... terus lakukan sampai bisa dibentuk menjadi bola2  (catatan jangan sampai terlalu banyak tepungnya yaaa... bisa terlalu kenyal nanti).
  • Bentuk bola2/bakso dengan ukuran sesuai selera, sambil membuat panaskan air untuk merebus bakso nya.
  • Setelah air nya mendidih masukkan bakso satu demi satu, rebus sampai mengapung, angkat dan sisihkan.
  • Siapkan bumbu buat kuahnya :           
       - Merica secukupnya
       - Bawang putih 2 siung haluskan
       - Ebi/udang rebon halus
       - Udang kupas
  • Masukkan bumbu halus tadi beserta udang kupas ke dalam air sisa rebusan bakso, tambahkan air bila perlu.
  • Masukkan bengkuang, jamur kuping dan sedap malam
  • Masukkan bakso ikan
  • Rebus sampai mendidih, terakhir taburi daun bawang, matikan api dan sajikan...
Selesaiiii deh.... sop tekwan nnya, nggak susah kan...  tekwan ini bisa dimakan dengan nasi atau sopnya saja sesuai selera, tambahkan sambal botol atau gecreki cabe rawit plus kecap... nyyaammmm  eat


 Selamat mencoba  happy

Selasa, 09 Desember 2014

AYAM TANGKAP


Bismillah....

Assalamu'alaikum....

Wahhh kalo bicara soal makanan yang satu ini, kami sekeluarga hobi sekali menyantapnya....  Dulu, sempat bingung apa sih ayam tangkap? seperti apa sih? namanya aneh.... apa harus kejar2 ayamnya dulu lalu ketangkep baru bisa dimasak... big grin (sepertinya emang gitu kali yaa... ). Tapi jangan ditanya rasanya.... muantapppp ... Mangat that....

Ayam tangkap ini makanan khas dari Aceh, tepatnya Aceh Besar. Nggak susah buatnya kok... mudah dan tidak repot.... Kalo sudah mencoba hati-hati ketagihan.... cool

Bahan yang diperlukan untuk membuat Ayam tangkap :
  • Ayam kampung (kaloada nya ayam potong/broiler boleh juga tapi dipotongnya kecil2 yaaa, kecilnya beneran kecil... misal paha bawah dipotong lagi jadi 2 bagian, gitu.... but, bukan karena pengiritan lhooo... tapi biar bumbunya lebih meresap dan maknyusss winking ).
  • Daun pandan 4lembar, iris2
  • Daun kari / temurui / salam koja  secukupnya (kalo aku suka banyak, makin banyak makin harummm)
  • Cabe hijau 7 buah, di potong-potong
  • Cabe rawit 5 buah, di potong-potong
  • Jeruk nipis
  • Minyak goreng
Bumbu :
  • Bawang putih 3 siung, dihaluskan
  • Bawang merah 5 buah, dihaluskan
  • Kunyit, dihaluskan
  • Jahe 1 ruas jari, dihaluskan
  • Asam jawa (ambil airnya)
  • Garam
  • Gula
Cara Membuatnya :
  • Potong ayam kampung/broiler kecil-kecil, diremas-remas dengan perasan air jeruk nipis lalu campur dengan bumbu, diamkan sebentar agar bumbu meresap.
  • Panaskan minyak, masukkan daun kari, daun pandan, cabe hijau dan cabe rawitnya, oseng-oseng sebentar.
  • Masukkan ayamnya
  • Goreng sampai warna ayamnya kecoklatan
  • Angkat dan sajikan dengan nasi panas
Selamat mencoba...  love struck